Dumas Presisi adalah sebuah aplikasi berbasis web, yang digunakan secara aktif oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menampung aspirasi serta keluhan-keluhan masyarakat terhadap anggota Polri sampai dengan saat ini.
Bekerja sama dengan Itwasum Polri, Bareskrim Polri, dan Divpropam Polri, kami bersinergi untuk membawa Polri untuk menjadi sebuah instansi yang modern, terintegrasi, dan Presisi.
Presisi sendiri merupakan sebuah slogan yang digaungkan oleh Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo yang memiliki arti Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Menggantikan slogan sebelumnya, Promoter yang memiliki arti Profesional, Modern, dan Terpercaya.
Sejarah Dumas Presisi#
Dumas Presisi adalah sebuah aplikasi yang diusung oleh Itwasum Polri, atau dikenal sebagai Inspektur Pengawasan Umum Polri, suatu satuan kerja yang berada di bawah naungan Kapolri secara langsung, yang bekerja untuk mengawasi dan membantu pimpinan pada tingkat Mabes Polri.
Aplikasi ini diluncurkan pada tanggal 24 Februari 2021 dalam kegiatan Rakerwas Itwasum Polri T.A 2021 di Gedung Rupatama Mabes Polri oleh Kapolri secara langsung. Kapolri menegaskan kepada Itwasum Polri untuk menyerap semua informasi yang disampaikan oleh masyarakat sebagai upaya memperkaya wawasan, serta menyempurnakan strategi, teknis, dan cara bertindak di lapangan.
Versi 0 (Development Phase)#
Disini adalah awal mula perjalanan kami dimana kami bertiga berada di jembatan penyebrangan Mabes Polri, terlihat wajah-wajah ceria dengan semangat yang masih membara. Tidak mengetahui kendala yang akan kami hadapi, kami pun berjalan selangkah menuju awal dari perjalanan yang panjang ini.
Dumas Presisi pada masa pengembangan adalah sebuah aplikasi yang sangat sederhana, dengan alur yang sangat sederhana juga. Masyarakat menginputkan NIK, mengisi formulir pengaduan ke tujuannya (Mabes Polri, Polda, atau Polres), lalu seorang admin akan menjawab pengaduan tersebut, dan selesai.
Dulu pada saat masa pengembangan, tim kami terdiri dari 3 orang: bapak Yono Maulana selaku direktur dan konsultan, Aghits Nidallah (saya sendiri), serta Muhamad Ahmadin. Kami memiliki timeframe yang sangat sempit, dengan durasi waktu kurang dari 1 bulan, kami harus men-deliver aplikasi yang sudah siap pakai, dan dapat disosialisasikan langsung kepada masyarakat. Karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan Laravel dengan alasan development experience yang robust dan efisien. Alhasil, Dumas Presisi selesai pada tahap pengembangan dan siap digunakan dengan waktu pengembangan dalam waktu 2 minggu.
Tentu saja, fase ini adalah suatu fase yang sangat krusial, umpan balik dan masukkan dari pihak-pihak terkait tak luput dari fase pengembangan ini. Kami berusaha setiap hari untuk mengakomodir fitur-fitur yang belum ada pada aplikasi, secara terus menerus, untuk jangka waktu 3 bulan ke depan.
Revisi demi revisi, fitur demi fitur, bug demi bug kami perbaiki dan sempurnakan, sampai aplikasi ini menjadi sebuah aplikasi utuh yang dapat digunakan (secara garis besar). Fast-forward beberapa minggu kedepan, peluncuran aplikasi Dumas Presisi pun dilaksanakan.
Versi 1 (Initial Release, Fase Integrasi)#
Bulan pertama dirilisnya Dumas Presisi, kami mendapatkan setidaknya 1.300 pengaduan yang dikirimkan oleh masyarakat seluruh Indonesia. Bukan angka yang fantastis tentunya, namun bagi kami angka tersebut merupakan suatu pencapaian yang hebat. Fakta bahwa aplikasi kami dipakai secara luas menimbulkan kepercayaan diri, kepuasan tersendiri, dan kekhawatiran lain yang mungkin muncul di kemudian hari.
Pada fase ini, kami mulai mengintegrasikan aplikasi kami dengan aplikasi-aplikasi lain, baik dari internal Polri maupun eksternal Polri. Dari segi internal, Dumas Presisi terintegrasi dengan Pusiknas Polri di bawah naungan Bareskrim Polri, serta DBMS di bawah naungan Propam Polri. Dari segi eksternal, kami terintegrasi dengan Disdukcapil untuk verifikasi NIK, aplikasi E-Lapor Kompolnas, serta Data Analytics yang dibangun oleh Paques Indonesia.
Pada fase integrasi ini, timbul masalah-masalah baru yang belum pernah kami hadapi sebelumnya, tentunya dari segi bagaimana kami akan mengolah data yang akan dikirim / diterima, memikirkan bagaimana caranya data tersebut tetap aman pada saat pengiriman, serta bagaimana data tersebut tetap tersinkronisasi walaupun data tersebut sudah berada di aplikasi lain.
Pada fase ini juga, aplikasi Dumas Presisi terpisah menjadi dua bagian, yaitu Dumas Presisi Front-end dan Dumas Presisi Back-end. Jika ditafsirkan menggunakan terminologi pemrograman, Dumas Presisi masih menjadi suatu aplikasi utuh secara full-stack, namun tidak pada kasus ini.
Dumas Presisi Front-end bertugas untuk menerima pengaduan yang dikirimkan oleh masyarakat dan menyerahkan laporan hasil tindak lanjut yang dikirimkan dari operator, sementara Dumas Presisi Back-end bertugas untuk mendata proses tindak lanjut yang terjadi di belakang layar secara aktual.
Front-end yang dimaksud adalah aplikasi yang kita bangun, sementara Back-end adalah aplikasi yang dibangun oleh Pusiknas Polri. Dengan adanya dua aplikasi yang terpisah, terdapat banyak kesulitan yang membutuhkan pengiriman data secara manual setiap harinya. Tentunya hal ini adalah sebuah beban moral dan energi bagi kami, dan kami harus menyelesaikannya secepat mungkin.
Versi 2 (The Great Unity, Fase Refaktor)#
Di dalam codebase yang terburu-buru, akan terdapat juga kode yang hanya dapat dibaca pada saat pengembangan dan menjadi bahasa asing pada saat maintenance. Pada tahap ini, codebase Dumas Presisi harus diubah secara total menjadi kesatuan yang utuh.
Salah satu perbaikan besar yang kami lakukan adalah yang kami sebut sebagai The Great Unity, yaitu penyatuan aplikasi Front-end dan aplikasi Back-end. Masa refaktor ini berlangsung dari awal Oktober 2021 sampai dengan Januari 2022. Dengan waktu sesingkat itu, kami berhasil memperbaiki codebase, serta menyatukan aplikasi lain sehingga operator di lapangan memiliki kemudahan.
Disaat selesainya refaktor, banyak operator dari Polda-polda yang merasa kebingungan dikarenakan perubahan interface dan styling. Walaupun tidak secara signifikan berubah total, kami menyadari bahwa perubahan sekecil apapun, pengguna dengan sangat cepat menyadari “ada sesuatu yang salah” pada sistem kami.
Berikut adalah tampilan dari Dashboard lama
Dan berikut adalah tampilan dari Dashboard baru
Menyadari permasalah tersebut, kami mengajukan rencana sosialisasi yang dilakukan untuk memberikan bimbingan kepada operator tingkat Mabes yang berada di Mabes Polri, serta operator yang berada di Polda jajaran.
Berikut adalah dokumentasi sosialisasi pada Mabes Polri.
Berikut adalah dokumentasi sosialisasi pada Mabes Polri, untuk operator-operator di Polda jajaran.
Inti dari kedua sosialisasi ini berfokus kepada tampilan dan fitur-fitur baru yang berfokus kepada penyajian data statistika yang sewaktu-waktu mungkin dibutuhkan oleh pimpinan. Kami juga mensosialisasikan bahwa aplikasi Back-end tidak lagi dibutuhkan sehingga Operator Tindak Lanjut dapat mengakses data-datanya langsung melalui aplikasi Dumas Presisi.
Dalam waktu kurang dari 2 minggu saja, para Operator Tindak Lanjut sudah dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Alasan dari cepatnya adaptasi ini adalah, kami tidak mengubah alur kerja yang ada di aplikasi Back-end lama, walaupun terdapat sedikit perubahan styling. Kami berasumsi bahwa UI dan UX masih dapat dipertahankan untuk sementara, namun tetap berubah menyempurnakannya seiring berjalannya waktu.
Perubahan besar dan mendadak akan membutuhkan waktu adaptasi pengguna yang lebih lama, lebih baik untuk melakukan perubahan-perubahan kecil dan mesosialisasikannya secara perlahan (atau dengan membuat manual book terkait perubahan tersebut untuk menghemat biaya).
Versi 3 (Continuous Maintenance, Fase Stabil)#
Membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk Dumas Presisi mencapai titik stabil, dimana seluruh operator sudah dapat mengoperasikan aplikasi, dimana bug sudah jarang muncul ke permukaan.
Pada fase ini, kami mendapatkan banyak tantangan baru di ranah integrasi dan ranah penyajian data. Integrasi kami merambah ke beberapa aplikasi pengganti dari Bareskrim dan Propam. Aplikasi e-Wassidik yang diusung oleh Birowassidik di bawah naungan Bareskrim Polri, serta aplikasi WA Yanduan yang diusung oleh Biro Yanduan di bawah naungan Divpropam Polri. Kedua aplikasi ini bertugas untuk menindaklanjuti pengaduan-pengaduan yang diterima oleh masyarakat yang kasusnya tidak mungkin ditangani oleh Itwasum.
Di ranah penyajian data, terdapat tantangan terbesar yang kami hadapi, yaitu permintaan pimpinan terhadap kami untuk membuat suatu fitur yang datanya dapat dilacak secara detil, dari masing-masing satker Mabes, Polda, dan Polres di seluruh Indonesia. Fitur ini kami namakan Backtrace.
Pada saat pengembangan Backtrace, kami menemukan beberapa ketidaksempurnaan perhitungan data, terlebih lagi disaat kami menyajikan data tersebut secara detil. Karena hal ini, kami melakukan normalisasi basis data secara masih, sehingga tidak lagi ada data yang tidak sesuai. Hal ini krusial dikarenakan pimpinan sangat menginginkan penyajian data yang detil dan penting, untuk digunakan kedepannya sebagai strategi pengambilan keputusan.
Secara teknis, perbaikan ini memakan waktu yang sangat lama dan berkelanjutan, hingga pada akhir tahun 2022, kami pun masih memiliki konflik internal dari tim kami tentang bagaimana data tersebut dapat disajikan dengan benar.
Berikut adalah dokumentasi kami disaat kami berdiskusi tentang bagaimana Dumas Presisi dan aplikasi-aplikasi yang kami bangun dapat berjalan dengan baik.
Foto tersebut diambil pada tanggal 27 Januari 2023 pada pukul 01:33. Bisa dibilang, kami adalah tim yang tidak kenal waktu jika kami mengulas permasalahan-permasalahan dan mendiskusikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Sebuah tim yang solid, dan terdiri dari para pemuda (tua dikit) yang kritis.
Kelanjutan dari Dumas Presisi#
Sampai saat ditulisnya artikel ini, Dumas Presisi memiliki rencana untuk berintegrasi dengan aplikasi-aplikasi lain. Namun rencana tersebut masih belum kami ketahui secara pasti kapan dan bagaimana eksekusi dan penerapannya secara eksak.
Satu hal yang pasti, Dumas Presisi akan masih terus berjalan, dan melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan sepenuh hati.
Akhir kata, kami ingin menyampaikan bahwa sejak awal aplikasi ini diluncurkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Dumas Presisi telah:
- Mengalami perubahan versi sebanyak 3x;
- Mengalami berbagai krisis teknis dan non-teknis, yang semuanya dapat terselesaikan dengan baik;
- Terintegrasi dengan lebih dari 5 aplikasi;
- Memiliki lebih dari 10 fitur utama, dan 35 sub-fitur yang secara aktif digunakan;
- Menerima lebih dari 30 ribu aduan yang sudah terselesaikan;
- Digunakan oleh lebih dari 1 ribu akun operator di seluruh Indonesia;
- Menjadi produk unggulan Polri Presisi terbaik dari hasil lembaga survey Charta Politika, periode bulan Mei hingga Oktober 2021, dengan menempati tingkat 3 teratas dengan perolehan persentase sebanyak 20%;